Jumat, 20 Juni 2014

SEDEKAH | PERNIAGAAN YANG TAK AKAN GAGAL DAN TIDAK AKAN RUGI


SEDEKAH MENDATANGKAN KEUNTUNGAN YANG ABADI, Mendapat Keberkahan Dunia, Rahmat, Serta Nikmat di Akhirat. Insyaallah

1.    Pengertian Sedekah

Sedekah ialah pemberian yang diniatkan untuk mengharapkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedekah adalah mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki, bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa Ta’ala. Artinya, niatnya harus ikhlas karena Allah semata. Karenanya, orang yang bersedekah harus menjauhkan diri dari menyebut-nyebut sedekahnya alias jangan memamerkan sedekahnya, apalagi meminta balasan dari orang yang diberi sedekah.


“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha penyantun.” (QS. Al-Baqarah [2]: 263)

Sedekah secara sembunyi-sembuni lebih utama dari sedekah secara terang-terangan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS. Al-Baqarah[2] ayat 271

“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha teliti atas apa yang kamu kerjakan.”

2.    ADAB SEDEKAH

Sedekah memiliki adab yang harus dijaga dan diperhatikan sebagaimana ibadah yang lainnya. Jika sedekah tidak berdasarkan adab, maka dikhawatirkan pahala sedekahnya akan terhapus. Adab sedekah yakni:

a.    Harta yang disedekahkan haruslah halal

Allah Subhanahu wa Ta’ala itu Maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan Allah telah menegaskannya dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 267

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”

b.    Berasal dari harta yang baik dan paling disukai

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS. Ali-‘Imran [3] : 92)

c.    Ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala

Sedekah tidak boleh diselubungi oleh perbuatan riya. Kita wajib mengarahkan niat sedekah hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Sesungguhnya semua amal itu tergantung niat, dan setiap orang akan menerima (pahala) sesuai yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alayh)

d.   Pemberi sedekah hendaknya banyak beristighfar kepada Allah seusai bersedekah

Hal ini bertujuan agar senantiasa memantapkan niat sedekah, yaitu ikhlas. Bukan malah menimbulkan rasa bangga dan akhirnya riya’. Na’udzubillahi min dzalik.

e.   Tidak mengungkit-ungkit sedekah dan tidak menyakiti perasaan penerima sedekah

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima, seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan ia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah [2]: 264)

f.     Memberi dengan wajah berseri dan lapang hati

Rasulullah Shallallahu’alayhi wa sallam bersabda, “Janganlah meremehkan perbuatan baik sedikit pun, meskipun itu sekedar engkau menemui saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)

g.   Memberi sedekah kepada orang yang paling membutuhkan.

Jika ada kerabat yang sedang membutuhkan maka ia lebih berhak menerima sedekah dari kita dibandingkan orang lain.  “Sedekah yang diberikan kepada orang miskin bernilai satu sedekah, dan apabila sedekah itu diberikan kepada kerabat maka bernilai dua, yakni sedekah dan menyambung kekerabatan.” (HR. Muslim, Tirmidzi, dari Sulaiman bin Amir)

h.   Setelah kerabat, sedekah yang lebih utama berikutnya adalah kepada tetangga

i.     Lebih utama pula bila sedekah diberikan kepada orang berilmu yang fakir

Karena sedekahnya itu merupakan pertolongan bagi penerima sedekah untuk mencari ilmu

j.     Menyegerakan sedekah ketika masih hidup dan masih mampu melakukannya.



3.    Golongan orang yang berhak menerima sedekah

Ada 3 golongan orang yang berhak menerima sedekah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Qabishah bin Mukhariq Al Hilali, yang berkata “Ketika aku menanggung beban, aku menemui Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam untuk meminta kepada beliau. Rasulullah kemudian bersabda, “Wahai Qabishah, meminta-minta itu hanya halal bagi salah satu dari tiga golongan, yaitu:

1)    Orang yang memiliki utang

Ia halal meminta sampai bisa menyelesaikan tanggungan utangnya, kemudian menahan dirinya.

2)    Orang yang tertimpa musibah pada hartanya

Ia boleh meminta-minta sehingga mampu untuk hidup.

3)    Seorang yang ditimpa kemiskinan setelah kaya

Sampai-sampai tiga orang yang berakal dari kaumnya berkata, “Sungguh si fulan telah ditimpa kemiskinan.” Ia boleh meminta-minta sehingga ia mampu hidup sederhana. (HR Muslim)



4.   MANFAAT SEDEKAH

Sungguh begitu banyak manfaat sedekah bagi kita, Masya Allah. Sedekah adalah perniagaan kita, langsung dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang tidak akan menimbulkan kerugian sedikit pun dan malah mendatangkan banyak keuntungan di dunia apalagi di akhirat kelak. Berikut adalah manfaat-manfaat dari sedekah

a.    Sedekah adalah penyuci, pelebur kesalahan dan pengangkat derajat.

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah [9] : 103)

b. Sebagai bukti ketundukan atas perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diantara sifat orang-orang yang beriman dan bertakwa adalah bersegera menjalankan perintahNya. Dan bukankah sedekah merupakan salah satu ibadah yang diperintahkan Alloh?

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian dating kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), ‘Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang sholeh.” (QS. Al-Munafiqun [63] : 10)

c.    Orang mu’min berada dalam naungan sedekahnya pada hari Kiamat kelak.

Uqbah bin Amir pernah berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya hingga manusia diadili oleh pengadilan Allah.’” (HR Ibnu Khuzaimah, shahih Ibnu Khuzaimah)

d.    Menghindarkan musibah dan menjauhkan kematian yang buruk.

Yang dimaksud dengan kematian yang buruk ialah seperti kematian akibat keruntuhan bangunan, jatuh tenggelam, tergoda syaitan saat menghadapi kematian dan jatuh saat lari meninggalkan jihad fiisabilillah. Umamah Radhiyallahu’anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perbuatan-perbuatan baik akan mengindarkan diri dari pintu-pintu keburukan, sedekah yang tersembunyi akan memadamkan amarah Allah, dan menyambung tali silaturrahim dan menambah usia.” (HR Ath Thabrani)

e.   Sebagai tanda dan bukti nyata keimanan manusia

f.    Allah akan memberi ganti orang yang bersedekah.

“Katakanlah, ‘Sungguh Tuhanku melapangkan rizqi dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya.’ Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizqi yang terbaik.” (QS. Saba’ [34] : 39)

g. Pahala sedekah tidak akan pernah terputus, walaupun pemmberi sedekah sudah meninggal.

Bukti kebenaran dari manfaat ini ditegaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah segala amal perbuatannya kecuali 3 hal, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh untuknya.” (HR Muslim)



5.    Contoh-Contoh Perbuatan Sedekah

Tahukah bahwa sedekah TAK CUMA HARTA? Jangan risau apabila kita tidak punya cukup harta untuk disedekahkan. Karena, sedekah bukan hanya dengan harta. Sedekah bisa juta dilakukan dalam bentuk perbuatan baik, yakni:

  •     Menyingkirkan benda-benda berbahaya dari jalan. Misalnya paku, batu, sampah plastik atau buah yang dapat menyebabkan pejalan kaki terpeleset.

  •      Menulis buku yang bermanfaat. Hal ini termasuk sedekah jariyah

  •      Membiayai hidup anak dan berlaku adil terhadap anak-anak.

  •      Perkataan yang baik

  •      Menolong orang yang lemah

  •      Berbuat kebaikan di antara manusia

  •      Membantu orang miskin

  •      Menyambut saudara Muslim dengan wajah ceria

  •      Tahmid, takbir dan tahlil

  •      Mencegah bahaya yang kemungkinan menimpa Muslim

  •      Berlaku adil di antara 2 orang yang berselisih

  •      Mengucap salam

  •      Berjalan untuk shalat

  •      Menemani orang sakit

  •      Menasihati kaum Muslimin

  •      Mengajarkan ilmu yang bermanfaat



Sedekah itu tidaklah sulit bukan? Yang paling penting dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah semata. Ayo, mulai sekarang kita meminta dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita diberikan kekuatan, kesabaran serta keikhlasan agar bisa bersedekah sesering mungkin.


Wallahu’alam bishshawab. Semoga bermanfaat. :)



0 komentar:

Posting Komentar